Halaman

Friday, June 29, 2012

IKAN MOLA - MOLA


Ikan Mola-mola adalah salah satu indikator pelestarian lingkungan di Bali. Ikan ini merupakan salah satu ikan purba yang masih hidup dan kini telah dilindungi oleh pemerintah Indonesia maupun dunia.


      Mola-mola adalah ikan yang memiliki berat dewasa rata-rata 1.000 kg. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tubuhnya menyerupai kepala ikan dengan ekor. Mola-mola hidup di tempat yang sebagian besar banyak terdapat ubur-ubur, karena ubur-ubur merupakan makanan untuk mereka.
      Ikan mola-mola dewasa rentan terhadap predator alami seperti hiu. Ikan mola-mola dewasa memiliki panjang rata-rata 2,8 m, panjang sirip 2,5 m dan berat rata-rata 1.000 kg, walaupun ada beberapa ikan mola-mola yang panjangnya 3,3 m, panjang siripnya 4,2 m dan berat hingga 2.300 kg.
      Klasifikasi Ilmiah dari ikan ini adalah:
Kingdom      :  Animalia
Filum            :  Chordata
Kelas            :  Ikan
Ordo             :  Tetraodontiformes
Marga           :  Molidae
Genus           :  Mola
Spesies         :  mola-mola
      Kulit mola-mola dewasa berwarna dari coklat sampai abu-abu atau keperakan putih dengan berbagai pola kulit berbintik-bintik. Keunikan dari mola-mola adalah kulitnya yang tak bersisik. Seperti bunglon, mola-mola yang dalam bahasa Latin berarti batu gerinda juga bisa memainkan gradasi warna kulitnya di laut dalam jika nyawanya terancam predator semacam hiu. Ikan ini bisa membuat warna kulitnya menjadi lebih gelap untuk meloloskan diri.

      Ikan mola-mola penting sebagai indikator kesuburan perairan dan kesehatan terumbu karang. Kulit mola-mola yang tak bersisik menjadi inang favorit bagi sekitar 40 spesies parasit. Parasit tersebut menempel dan hidup lestari di sana. Tentu saja mola-mola bisa terganggu sehingga ikan ini akan melakukan pencucian tubuh dengan berenang naik ke perairan dangkal dan mengunjungi terumbu karang. Di sana kelompok-kelompok ikan mungil, seperti jenis bendera, kupu-kupu (Chaetodontidae), ataupun angelfishes, akan menyambutnya, memakan parasit yang menempel di tubuh mola-mola. Ini merupakan interaksi simbiosis mutualisme yang menguntungkan dan menjadi atraksi favorit bagi penyelam. Ikan mola-mola biasanya ditemukan di perairan hangat. Ikan ini tidak memiliki sirip ekor dan sebagai ganti fungsinya, ikan ini memiliki clavus yang terbentuk karena sirip punggung dan perut bawahnya yang teramat besar. Jarak dari ujung ke ujung kedua sirip tegak itu ada yang mencapai 3,2 meter. Fakta ini yang membuatnya mencatatkan diri sebagai ikan bertulang sejati terbesar di dunia (ikan hiu bertulang rawan).

      Dengan menggolekkan satu sisi tubuhnya di permukaan seakan-akan sedang berjemur, mola-mola juga mengizinkan burung-burung laut mematuk-matuk parasit itu dari kulitnya. Kebiasaan satu ini yang memberinya nama populer sebagai sunfish. Kebiasaan lain mola-mola adalah gemar melompat-lompat hingga lebih dari 3 meter di atas permukaan air. Mola-mola tidak berbahaya bagi manusia. Mola-mola tidak liar dan mudah didekati penyelam ketika "gatal" di kulitnya sudah memuncak dan ia pergi mencari bantuan ke terumbu-terumbu karang.

      Daging mola-mola dianggap sebagai makanan lezat di beberapa tempat seperti Taiwan dan Jepang. Semua bagian dari mola-mola dapat digunakan dalam masakan, dari sirip hingga ke organ internal. Beberapa bagian ikan ini juga digunakan dalam bidang obat tradisional.

No comments:

Post a Comment