Satu
periode kebuntingan atau gestasi adalah periode dari mulai terjadinya
fertilisasi sampai terjadinya kelahiran normal. Lama kebuntingan berlangsung
selama 65 hari atau sekitar 9-10 minggu dimulai dari perkawinan sampai
kelahiran. Kelahiran normal terjadi pada hari ke setelah perkawinan 63-69, pada
kucing Siam kelahiran terjadi lebih lama yaitu pada hari ke 71. Jumlah anak
sekelahiran bervariasi yaitu 1-8 ekor, biasanya 4 ekor (Simpson, dkk., 2004).
Tahapan Kebuntingan (Gestasi) pada Kucing
1.
Perkawinan
kebuntingan kucing diawali dengan perkawinan |
1.
Fase proestrus
adalah fase folikel de Graaf tumbuh di bawah hormon FSH dan menghasilkan
tingginya estrogen. Fase ini berlangsung 81-2 hari, mulai muncul gejala estrus.
2.
Fase estrus
adalah fase yang ditandai betina menerima pejantan, fase ini merupakan fase
folikel de Graaf besar dan matang. Terjadi 4-6 hari. Jika kucing tidak kawin
estrus dapat terjadi sampai 8-10 hari, ovulasi pada kucing akan terjadi 27 jam
setelah kopulasi.
3.
Fase diestrus
adalah periode terlama dari siklus birahi, corpus luteum besar dan progesteron
tinggi. Pada fase ini bisa terjadi kebuntingan selama 65 hari maupun pseudopregnan
selama kurang lebih 40 hari.
4.
Fase anestrus
adalah fase terlama yaitu 3-4 bulan (Parrish, 2004)
Usia pubertas kucing bervariasi rata-rata saat mencapai berat badan 2,3-2,5 kg pada usia berkisar 4-18 bulan.proses perkawinan terjadi saat estrus, yaitu saat kucing menerima pejantan. Ciri-ciri perilaku kucing dalam stadium estrus yaitu kucing menjadi lebih manja, suka menggosok-gosokkan badan pada benda-benda dan pemilik secara manja, berguling-guling di lantai, saat punggung bagian belakang disentuh maka kucing akan menaik-naikkan bagian tersebut, kucing juga menjadi vocal, terkadang disertai sering urinasi atau menyebar urine di beberapa tempat sebagai marking bahwa kucing sedang birahi (Simpson, dkk., 2004).
Proses
perkawinan
kucing dimulai dengan kucing jantan menaiki betina dan menggigit
bagian tengkuk. Saat kopulasi kucing betina akan mengeluarkan
suara teriakan-teriakan khas, setelah kucing jantan selesai mounting, kucing betina akan
memperlihatkan reaksi mengusir pejantan. Proses kawin dapat terjadi berulang
selama 30-60 menit (Noakes dan Pearson, 2003).
Kucing
adalah hewan yang mengalami ovulasi terinduksi. LH akan dilepaskan dari
pituitari anterior ketika vulva kucing betina distimulasi oleh penis pejantan
saat terjadi kopulasi. Hanya sekitar 50% kucing akan mengalami ovulasi setelah
perkawinan pertama, biasanya pelepasan LH akan terjadi setelah beberapa kali
proses kopulasi. Dalam waktu 24 jam kucing dapat kawin beberapa kali, kucing
betina juga dapat kawin dengan lebih dari satu pejantan dalam satu periode estrus,
sehingga memungkinkan anak kucing yang dilahirkan berasal dari pejantan yang
berbeda (Simpson,dkk., 2004).
2. Fertilisasi
LH memicu
folikel yang sudah matang mengalami ovulasi, ovum akan melewati oviduk dibantu
oleh fimbria dan cairan ovum. Proses fertilisasi terjadi di bagian ampulla
20-28 jam setelah kawin. Hanya ada satu spermatozoa yang akan masuk ke dalam
ovum. Spermatozoa melakukan penetrasi melewati kumulus ooforus dan korona radiata, dibantu oleh enzim
hyaluronidase dan enzim proteolitik yang terdapat dalam akrosom
sperma. Enzim hyaluronidase berfungsi memecah asam hyaluronat yang
terdapat di antara sel granulosa, sehingga jika asam hyaluronat pecah maka
sperma dapat penetrasi melewati korona radiata. Sementara enzim proteolitik
mencerna selubung protein pada ovum (Guyton, 2007).
mekanisme fertilisasi (bertemunya sel kelamin jantan dan betina) |
Setelah
melewati korona radiata, spermatozoa harus berikatan dengan zona pelusida, Membran
anterior kepala sperma berikatan secara spesifik dengan protein reseptor di
zona pelusida, yaitu zona pelusida protein-3 (ZP-3). Dengan ZP-3 ini, ketika
sperma berikatan dengan zona pelusida terjadilah reaksi akrosom, seluruh
akrosom melarut dan semua enzim akrosom (egg-binding proteins/EBPs, akrosin)
dilepaskan, spermatozoa masuk ke dalam matriks zona pelusida dan mencapai ruang
previtelina.
Lintasan
spermatozoa dari luar ke dalam membentuk suatu daerah abu-abu, ketika plasma
membran dari kepala spermatozoa berfusi dengan membran vitelina, isi granula
kortikalis meluber keluar mengisi ruang previtelina, sehingga mencegah
spermatozoa lain penetrasi melewati membran vitelina. Spermatozoa kemudian
penetrasi ke dalam membran vitelina dengan fagositosis dan memasuki sitoplasma
ovum. Ekor spermatozoa memisah dari kepala, mitokondria yang ada pada ekor
berdegenerasi, dan lainnya larut. Ketika sperma masuk ini, membran vitelina
memblokir dan mencegah sperma lain masuk.
Di dalam
sitoplasma, dengan masuknya sperma, ovum melanjutkan pembelahan meiosis dan
membentuk badan polar kedua (yang akhirnya tertekan keluar ke ruang
previtelina), ovum yang sudah mengalami pembelahan ini disebut pronukleus
betina. Kepala sperma yang masuk akan membengkak dan disebut pronukleus jantan.
Kedua pronukleus ini bersingami, 23 kromosom pada proneuklus jantan dan betina
yang tidak berpasangan bergabung dan membentuk 46 kromosom menjadi zigot
(Bearden & Fuquay, 2004).
Setelah
fertilisasi zigot mengalami proses pembelahan sampai pada proses 16-32 sel
(morula) pada hari ke 5-8 setelah fertilisasi. Perkembangan selanjutnya morula
menjadi blastosist, zona pelusida menghilang pada hari ke-9, zigot akan
bergerak menuju lumen uterus dibantu oleh kontriksi otot isthmus dan uterotubal
junction di bawah pengaruh progesteron. Selama proses pergerakan zigot ini,
zigot mendapatkan nutrisi dari uterine
milk, setelah hari ke 13-17 zigot menempel pada uterus (Bearden dan Fuquay,
2004).
3. Implantasi
Implantasi
adalah poses menempelnya embrio (dalam tahap blastosis) pada endometrium induk.
Proses implantasi pada kucing terjadi pada hari ke 12-14 setelah kawin, dan
akan selesai selama 16-17 hari (Bowen, 2001). Pada kucing proses implantasi
tergolong dalam implantasi invasif yaitu blastosis secara langsung melakukan
perlekatan dengan dinding endometrium. Proses
implantasi terjadi saat zigot dalam stadium blastosist, di mana terbentuk
lapisan inner mass cell yang
berkembang menjadi fetus dan sel tofoblas. Proses ini dimulai ketika zigot
dibantu oleh enzim proteinase hasil dari sel trofoblas menempel dengan endometrium
dalam posisi antimesometris. Sel-sel
trofoblas ini selanjutnya mengalami proliferasi secara cepat untuk membentuk membran
fetus (selaput ekstraembrional). Selaput ekstraembrional terdiri dari empat
lapisan yaitu : yolk sac, amnion,
chorion dan allantois. Alantois dan chorion berfusi menjadi alantochorion
(Simpson, dkk., 2004)
Berdasarkan kedalaman implantasinya, proses
implantasi embrio kucing bersifat eksentrik, yaitu embrio menempel pada
sebagian endometrium, namun masih ada bagian yang berhubungan dengan lumen
(tidak mencapai myometrium). Hal ini berbeda dari proses implantasi manusia
yang terletak di dalam endometrium, ataupun pada sapi yang embrionya tidak
melakukan penetrasi ke dalam endometrium (Fletcher & Alvin, 2013).
4.
Plasentasi
Plasentasi
adalah proses penyatuan antara selaput ekstra embrionik (korioalantois) dengan
endometrium induk. Fungsi utama plasenta adalah untuk proses difusi oksigen dan
nutrisi dari darah induk ke fetus dan difusi produk ekskresi fetus kembali ke
induk.
Plasenta
kucing tergolong dalam tipe zonary seperti pada anjing. Plasenta zonary
memiliki bentuk seperti sabuk yang mengelilingi fetus. Plasenta berkembang dari
membran alantois yang tervaskularisasi dan tumbuh mengelilingi chorion bagian
tengah. Kantong fetus yang sudah mengalami proses plasentasi berbentuk oval
dengan lapisan terluar yaitu chorioalantois dan plasneta, sedangkan bagian
dalam yaitu amnion (Bearden & Fuquay, 2004).
plasenta dan fetus kucing |
Plasenta
dihubungkan ke fetus dengan pembuluh darah di bagian umbilicus. Korda
umblilicus terdiri dari dua pasang pembuluh darah, yaitu dua arteri dan dua
vena, ditambah terdapat ductus alantois. Saluran ini menghubungkan umbilicus
fetus dengan bagian pinggir dari plasenta zonary.
Sedangkan
menurut jenis perlekatannya dengan darah induk, plasenta kucing tergolong dalam
tipe endothelio-chorialis. Sel-sel trofoblast (yang menjadi sel chorion) menempel
secara langsung pada sel-sel endotel dari endometrium.
Jenis perlekatan plasenta pada beberapa spesies
(Bearden & Fuquay, 2004)
Noakes
dan perason (2003) menyebutkan bahwa plasenta kucing bisa dikatakan tipe
setengah haemochorialis karena pada
bagian utama dari plasenta zonary diapit oleh marginal hematomata yang biasa
disebut dengan ‘brown border’, di mana di tempat tersebut terjadi akumulasi
darah induk di antara epitel uterus dan chorion secara langsung.
Marginal Hematomata pada plasenta zonary (Fletcher,
2013)
5.
Perkembangan Embrio
Perkembangan
embrio atau embriogenesis terdiri dari pembentukan struktur tubuh dan organ (organogenesis).
Proses perkembangan embrio kucing terdiri dari :
-
Stadium zigot :
berukuran diameter 0,13 mm, 24-30 jam setelah kopulasi, masih berada di oviduk,
terjadi setelah proses fertilisasi antara pronukleus jantan dan pronukleus
betina.
-
Stadium pembelahan
(cleavage) : zigot membelah secara
mitosis, dari 2-8 sel, 8-16 sel (morula) pada 76-100 jam.
-
Stadium
blastosis : 148 jam post kopulasi, sel bagian luar menajdi trofoblas yang akan
berubah menjadi selaput ekstraembrional, sedangkan sel mass bagian dalam
menjadi tubuh embrio.
-
Stadium gastrula
: gastrulasi adalah proses diferensiasi sel dimana terdapat tiga lapisan sel
germinal yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Terjaid pada hari ke 8,5-12. Endoderm
adalah asal dari sistem pencernaan, hepar, pulmo, dan organ internal lainnya.
Mesoderm asal dari sistem skeletal, otot, sistem sirkulasi, dan reproduksi.
Ektoderm atau lapisan terluar asal dari sistem saraf, organ sensorik, rambut,
kulit, kelenjar mamae.
-
Stadium neurula
: neurulasi adalah proses pembentukan neural
plate, neural crest dan neural tube
sebagai calon sistem saraf.
-
Implantasi :
terjadi pada hari ke 13-14 post koitus, di mana trofoblas menempel pada dinding
uterus, ukuran embrio sudah sebesar 2x3 mm.
-
Stadium Embrio
Post implantasi :
o 14-15 hari : somit berjumlah 6-8, terbentuk lipatan
kepala dan ekor, ukuran 6x5,5 mm
o 15-17 hari : neural tube tertutup, 15-18 pasang somit
o 16-18 hari : 25-30 pasang somit, ukuran 7x15 mm.
o 18-19 hari : muncul kuncup kaki depan dan belakang.
o 19-21 hari : ukuran 10-24 mm, terbentuk vertebrae,
mulai proses organogenesis
o 21-28 hari : ukuran 21-40 mm, organ mulai
berdifirensiasi
-
Stadium Fetus :
o 28-38 hari : ukuran 25-50 mm, kaki terpisah, lidah
terlihat, muncul folikel rambur, terbentuk kuku, dan diferensiasi kelamin.
o 38-44 hari : pertumbuhan seluruh bagian tubuh, kulit
menebal, berkerut, ukuran 45-70 mm, berat 14 gram.
o 44-48 hari : ukuran fetus 81-100 mm, berat 22-35 gram.
o 48- lahir : pigmentasi, osifikasi tulang, pembentukan
rambut, persiapan adaptasi ke lingkungan luar (Knospe, 2002)
6.
Hormon pada Kebuntingan Kucing
Pada
kondisi bunting progesteron meningkat 24 -50 jam setelah kenaikan LH, jumlah
progesteron rata-rata selama kebuntingan yaitu 15-30 nmol/l. Progesteron ini
dihasilkan oleh coprus luteum, plasenta juga memproduksi progesteron namun
dalam jumlah yang sangat sedikit. Selama terjadi kebuntingan, fetus atau
plasenta menghasilkan semacam faktor yang memberi sinyal kepada korpus luteum
untuk tidak mengalami regresi. Pada sapi faktor ini disebut dengan protein
interferon-t (Bearden, 2004), pada domba dan babi disebut dengan Early Pregnancy Factor (EPF) (Noakes dan
Pearson, 2003). Namun pada kucing masih belum diketahui faktor luteotropik yang
spesifik.
Kadar progesteron selama bunting dan pseudopregnant (Simpson, dkk, 2004)
Selain
faktor tersebut, corpus luteum kebuntingan kucing juga dipertahankan oleh
beberapa hormon seperti prolaktin dan relaksin (Noakes dan Pearson, 2003).
Khusus pada carnivora relaksin disekresikan oleh plasenta mulai dari hari ke
20-30 post kopulasi sebagai faktor luteotropik spesifik, yang bekerja
mempertahankan corpus luteum secara langsung , atau secara tidak langsung
menstimulasi pelepasan prolaktin dari piuitari, atau bisa menstimulasi faktor
luteotropik yang lain. Sekresi prolaktin sekitar 25-35 hari post kopulasi dan
mencapai puncaknya sebelum parturisi (Simpson, dkk., 2004; Noakes dan Pearson,
2003 ). Hormon Relaksin diproduksi oleh plasenta mulai dari usia kebuntingan 20
hari pada kucing, hormon relaksin ini yang tidak ditemui pada kondisi
pseudopregnant (Bowen, 2001)
7. Pseudopregnancy
Pseudopregnancy terjadi pada perkawinan steril yang
menginduksi ovulasi. Konsentrasi progesteron akan menyerupai kondisi bunting
pada 3 minggu pertama, setelah itu kadar progesteron menurun sampai level
terendah pada usia 7 minggu. Pada keadaan ini terjadi hiperemi putting
gld.mamae, nafsu makan meningkat, ukuran abdomen meningkat karena lemak. Setelah
melewati usia 7 minggu plasma
progesteron akan menurun dan kucing mengalami estrus kembali. Kembalinya kadar
progesteron setelah 7 minggu ini dikarenakan corpus luteum mengalami atrofi
akibat tidak adanya efek luteotropik yang biasanya dihasilkan oleh embrio atau
plasenta (Noakes dan Pearson, 2003).
Pertanda Kucing Bunting
Kucing yang hamil dapat mengalami perubahan fisik dan tingkah laku.
PERUBAHAN FISIK
Bagian perut mulai membesar
Perut Kucing yang hamil mulai terlihat membesar pada umur kehamilan 5 minggu. Bagian perut ini akan terus membesar hingga mendekati saat melahirkan.
Puting susu memerah dan membesar (pink)
Salah satu tanda yang cukup signifikan adalah berubahnya puting susu. Pada kucing hamil, puting susu sedikit membengkak dan warnanya berubah kemerahan (pink)
Keluar susu
Air susu mulai diproduksi dan bisa dikeluarkan sekitar 3-2 minggu akhir masa kehamilan. Jadi bila puting susu dipencet dengan lembut dan terlihat ada cairan susu, kelahiran akan terjadi sekitar 2-3 minggu lagi.
Bulu sekitar puting susu menipis
PERUBAHAN TINGKAH LAKU
Muntah-muntah
Pada beberapa kejadian (jarang) kucing hamil juga muntah-muntah, seperti manusia pada awal kehamilan. Segera hubungi dan konsultasikan hal ini dengan dokter hewan
Berhentinya siklus birahi secara tiba-tiba
Siklus birahi (siklus estrus) kucing tergantung berbagai hal, salah satunya adalah musim. Di Indonesia yang merupakan negara tropis, siklus estrus kucing tidak banyak dipengaruhi oleh musim. Rata-rata panjang satu siklus estrus kucing sekitar 1-1.2 bulan. Waktu birahi (estrus) berlangsung sekitar 7 hari. Bila setelah dikawinkan, birahi kucing berhenti secara tiba-tiba dan tidak minta kawin lagi, kemungkinan besar kehamilan terjadi.
Peningkatan nafsu makan
Kucing yang hamil memperlihatkan peningkatan nafsu makan. Tentunya peningkatan nafsu makan ini bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi perkembangan ibu dan janinnya.
Lebih lembut & mencari perhatian
Sebagian kucing yang hamil mengalami perubahan tingkah laku seperti lebih tenang dan lembut. Selain itu mereka juga berusaha mencari perhatian lebih terhadap pemiliknya. Pada akhir masa kehamilan terlihat beberapa tingkah laku seperti gelisah dan lebih suka berada di tempat hangat dan tertutup
MEMASTIKAN KEHAMILAN KUCING
Dokter hewan dapat membantu memastikan kehamilan kucing. Orang yang berpengalaman dapat memastikan kehamilan dengan palpasi (perabaan) pada umur kehamilah 3-4 minggu.
Alat alat seperti USG (ultrasonografi) dan Rontgen (X ray) dapat dipergunakan untuk memastikan kehamilan. Alat lain seperti doppler dapat digunakan untuk memastikan kehamilan setelah kandungan berumur minimal 3 minggu. Detak jantung janin kucing baru bisa dideteksi setelah berumur 3 minggu
PERUBAHAN FISIK
Bagian perut mulai membesar
Perut Kucing yang hamil mulai terlihat membesar pada umur kehamilan 5 minggu. Bagian perut ini akan terus membesar hingga mendekati saat melahirkan.
Puting susu memerah dan membesar (pink)
Salah satu tanda yang cukup signifikan adalah berubahnya puting susu. Pada kucing hamil, puting susu sedikit membengkak dan warnanya berubah kemerahan (pink)
Keluar susu
Air susu mulai diproduksi dan bisa dikeluarkan sekitar 3-2 minggu akhir masa kehamilan. Jadi bila puting susu dipencet dengan lembut dan terlihat ada cairan susu, kelahiran akan terjadi sekitar 2-3 minggu lagi.
Bulu sekitar puting susu menipis
PERUBAHAN TINGKAH LAKU
Muntah-muntah
Pada beberapa kejadian (jarang) kucing hamil juga muntah-muntah, seperti manusia pada awal kehamilan. Segera hubungi dan konsultasikan hal ini dengan dokter hewan
Berhentinya siklus birahi secara tiba-tiba
Siklus birahi (siklus estrus) kucing tergantung berbagai hal, salah satunya adalah musim. Di Indonesia yang merupakan negara tropis, siklus estrus kucing tidak banyak dipengaruhi oleh musim. Rata-rata panjang satu siklus estrus kucing sekitar 1-1.2 bulan. Waktu birahi (estrus) berlangsung sekitar 7 hari. Bila setelah dikawinkan, birahi kucing berhenti secara tiba-tiba dan tidak minta kawin lagi, kemungkinan besar kehamilan terjadi.
Peningkatan nafsu makan
Kucing yang hamil memperlihatkan peningkatan nafsu makan. Tentunya peningkatan nafsu makan ini bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi perkembangan ibu dan janinnya.
Lebih lembut & mencari perhatian
Sebagian kucing yang hamil mengalami perubahan tingkah laku seperti lebih tenang dan lembut. Selain itu mereka juga berusaha mencari perhatian lebih terhadap pemiliknya. Pada akhir masa kehamilan terlihat beberapa tingkah laku seperti gelisah dan lebih suka berada di tempat hangat dan tertutup
MEMASTIKAN KEHAMILAN KUCING
Dokter hewan dapat membantu memastikan kehamilan kucing. Orang yang berpengalaman dapat memastikan kehamilan dengan palpasi (perabaan) pada umur kehamilah 3-4 minggu.
Alat alat seperti USG (ultrasonografi) dan Rontgen (X ray) dapat dipergunakan untuk memastikan kehamilan. Alat lain seperti doppler dapat digunakan untuk memastikan kehamilan setelah kandungan berumur minimal 3 minggu. Detak jantung janin kucing baru bisa dideteksi setelah berumur 3 minggu
DAFTAR PUSTAKA
Agralina, Rizti, 2001. Hasil Pemeriksaan Ulas Vagina Pada Kucing Betina
Lokal. Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Bearden, H Joe, John W Fuquay, & Scott T. Willard. 2004. Applied
Animal Reproduction. Upper Saddle River : New Jersey
Bowen, R. 2001.Placentation in Dogs and Cats. http://www.vivo.colostate.edu/ hbooks/pathphys/reprod/placenta/index.html.
Fletcher, T.F. dan Alvin F.W. 2013. Veterinary Develompental Anatomy.
CVM 6903. vanat.cvm.umn.edu/vanatpdf/EmbryoLectNotes.pdf.
Knospe, C. 2002. Periods and Stages of The Prenatal Development of the
Domestic Cat. Anat. Histol. Embryol. 31, 37-51.
Parrish, J.J. 2004. Reproduction in The Canine and Feline. Lecture
Animal Sciences 434. www.ansci.wisc.edu/jjp1/ansci_repro/lec/lec...dog_cat/lec25_12.ppt.
Noakes dan Pearson. 2004. BSAVA Manual of Small Animal Reproduction and
Neonatology.
Suwed dan Budiana, 2006. Membiakkan Kucing Ras.
Jakarta : Penebar Swadaya.