Ikan Mola-mola
adalah salah satu indikator pelestarian lingkungan di Bali. Ikan ini merupakan
salah satu ikan purba yang masih hidup dan kini telah dilindungi oleh
pemerintah Indonesia maupun dunia.
Mola-mola adalah ikan yang memiliki berat dewasa rata-rata
1.000 kg. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh
dunia. Tubuhnya menyerupai kepala ikan dengan ekor. Mola-mola hidup di tempat
yang sebagian besar banyak terdapat ubur-ubur, karena ubur-ubur merupakan
makanan untuk mereka.
Ikan
mola-mola dewasa rentan terhadap predator alami seperti hiu. Ikan mola-mola
dewasa memiliki panjang rata-rata 2,8 m, panjang sirip 2,5 m dan berat
rata-rata 1.000 kg, walaupun ada beberapa ikan mola-mola yang panjangnya 3,3 m,
panjang siripnya 4,2 m dan berat hingga 2.300 kg.
Klasifikasi
Ilmiah dari ikan ini adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Ikan
Ordo : Tetraodontiformes
Marga : Molidae
Genus : Mola
Spesies : mola-mola
Filum : Chordata
Kelas : Ikan
Ordo : Tetraodontiformes
Marga : Molidae
Genus : Mola
Spesies : mola-mola
Kulit
mola-mola dewasa berwarna dari coklat sampai abu-abu atau keperakan putih
dengan berbagai pola kulit berbintik-bintik. Keunikan
dari mola-mola adalah kulitnya yang tak bersisik. Seperti bunglon, mola-mola
yang dalam bahasa Latin berarti batu gerinda juga bisa memainkan gradasi warna
kulitnya di laut dalam jika nyawanya terancam predator semacam hiu. Ikan ini
bisa membuat warna kulitnya menjadi lebih gelap untuk meloloskan diri.
Ikan mola-mola penting sebagai indikator
kesuburan perairan dan kesehatan terumbu karang. Kulit mola-mola yang tak
bersisik menjadi inang favorit bagi sekitar 40 spesies parasit. Parasit
tersebut menempel dan hidup lestari di sana. Tentu saja mola-mola bisa
terganggu sehingga ikan ini akan melakukan pencucian tubuh dengan berenang naik
ke perairan dangkal dan mengunjungi terumbu karang. Di sana kelompok-kelompok
ikan mungil, seperti jenis bendera, kupu-kupu (Chaetodontidae), ataupun
angelfishes, akan menyambutnya, memakan parasit yang menempel di tubuh
mola-mola. Ini merupakan interaksi simbiosis mutualisme yang menguntungkan dan
menjadi atraksi favorit bagi penyelam. Ikan mola-mola biasanya ditemukan di
perairan hangat. Ikan ini tidak memiliki sirip ekor dan sebagai ganti
fungsinya, ikan ini memiliki clavus yang terbentuk karena sirip punggung dan
perut bawahnya yang teramat besar. Jarak dari ujung ke ujung kedua sirip tegak
itu ada yang mencapai 3,2 meter. Fakta ini yang membuatnya mencatatkan diri
sebagai ikan bertulang sejati terbesar di dunia (ikan hiu bertulang rawan).
Dengan menggolekkan satu sisi tubuhnya di
permukaan seakan-akan sedang berjemur, mola-mola juga mengizinkan burung-burung
laut mematuk-matuk parasit itu dari kulitnya. Kebiasaan satu ini yang
memberinya nama populer sebagai sunfish.
Kebiasaan lain mola-mola adalah gemar melompat-lompat hingga lebih dari 3 meter
di atas permukaan air. Mola-mola tidak berbahaya bagi manusia. Mola-mola tidak
liar dan mudah didekati penyelam ketika "gatal" di kulitnya sudah
memuncak dan ia pergi mencari bantuan ke terumbu-terumbu karang.
Daging
mola-mola dianggap sebagai makanan lezat di beberapa tempat seperti Taiwan dan
Jepang. Semua bagian dari mola-mola dapat digunakan dalam masakan, dari sirip
hingga ke organ internal. Beberapa bagian ikan ini juga digunakan dalam bidang
obat tradisional.
No comments:
Post a Comment